“
Setiap kali
anda merasa hidup ini semakin berat dan tidak memiliki rasa belas
kasihan, cobalah untuk melihat ke bawah dan kasihanilah mereka yang
ada dibawah”
Saya John, Johnny
Kurniawan. Pria sok pintar berusia 23 tahun yang suka berkeliaran di
sekitar Tanah Abang, Semanggi dan Petojo. Dan saya mahasiswa abadi
Unika Atmajaya. Hahaha.. Saya terlahir sebagai anak tunggal. Saya
tidak terlahir di keluarga kaya raya, bahkan papa saya meninggal di
saat saya berusia 6 tahun, mama bekerja keras membiayai keluarga
dengan berjualan barang kebutuhan sehari hari. Dan masih banyak lagi
rentetan masalah hidup yang saya rasa tidak akan cukup kalau semuanya
saya tulis disini. Itu tadi tidak didramatisir,itu kenyataan yang
sebenarnya, kenyataan yang sebenarnya sangat menyedihkan buat saya.
Anda mungkin berkata, “bagaimana mungkin saya membaca sebuah
artikel dari pria yang bahkan tidak lulus lulus kuliahnya? Dari pria
yang lebih muda dari anda? Atau dari pria yang bahkan tidak memiliki
kualitas hidup?” Jika anda berpikir begitu, saya senang, saya
bahkan akan merasa sangat senang, berarti anda telah sadar bahwa ada
orang lain di dunia ini yang ternyata mengalami hal yang lebih buruk
dari anda.
Saya bukan tidak
pernah mengeluh, saya nyaris mengeluh setiap hari. Saya mengeluh
dengan macetnya kota Jakarta,dengan dosen yang sembarangan memberi
nilai,mengeluh dengan pria kaya yang bisa menjemput kekasihnya dengan
mobil pribadi,mengeluh dengan kebodohan saya yang tidak lulus lulus
kuliah, tapi toh saya masih bisa menulis artikel bodoh ini dan dengan
sangat bersyukur kalau kalau ada yang baca.
Saya ilustrasikan
problema hidup itu begini. Anda sedang berwisata ke dubai, demi
menghemat biaya anda ikut tour
agent.
Lalu tiba tiba saja dalam perjalanan anda mobil anda mogok dan anda
terjebak di sebuah padang tandus bersama peserta rombongan tur yang
lain, sialnya anda beserta rombongan tur sama sama kehabisan air.
Kabar baiknya,1 km dari tempat anda sekarang berada terdapat sebuah
restoran yang tentu saja disana terdapat air, Kabar buruknya
persediaan air di sana terbatas. Apa yang akan anda lakukan? Berlari
sejauh 1 km demi sebuah air, atau duduk menunggu bantuan datang?
Sadar atau tidak keputusan apapun yang anda ambil, kata pertama yang
keluar dari mulut anda pastilah “Oh.. Sial!” (itu keluhan bukan?)
Tidak ada yang salah dengan mengeluh,tapi terkadang keluhan seperti
batu penghalang bagi anda untuk maju. Di padang tandus anda tidak
bisa berjalan tanpa menyandung batu, tendang saja batu itu dan terus
melangkah. Itu yang selalu saya lakukan, tendang dan jalan terus.
Tendang
dan jalan terus!
Jika orang seperti
saya dengan segudang masalah dalam hidup saja bisa menasihati anda
dengan gaya sok disini, masa anda yang hanya memiliki sekecil problem
hidup saja sudah mengeluh. Cobalah anda belajar bersyukur, berterima
kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan anda cobaan, saya
percaya dibalik setiap cobaan selalu ada hikmah yang mendewasakan.
Saya ingat sebuah film seri perang berjudul Band
Of Brothers, yang
menceritakan tentang kehidupan para tentara Amerika saat perang dunia
ke-2 melawan Jerman. Setiap hari berperang dan melihat teman gugur
tertembak di depan mata sendiri bukanlah sesuatu yang mereka
bayangkan saat berada di kamp pelatihan dulu, ini masalah bagi
mereka, cobaan, dan mereka mengeluh. Yah, tentara terlatih Amerika
saja mengeluh saat berperang. Seperti saya katakan tadi, tidak ada
yang salah dengan keluhan, selama kita bisa menendangnya dan terus
berjalan.
Pepatah lama
mengatakan “
Tidak masalah kalian berlari pelan, selama kalian tetap mau untuk
berlari “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar